Muhammad Zaim Milzam 57414600
Nicko Fajar 57414920
ABSTRAK
Salah satu topik
terhangat Information and Communication Technology (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) saat ini adalah cloud computing. Teknologi cloud computing
dihadirkan sebagai upaya untuk memungkinkan akses sumber daya dan aplikasi dari
mana saja melalui jaringan Internet, sehingga keterbatasan pemanfaatan
infrastruktur ICT yang sebelumnya ada dapat diatasi. NIST mendefiniskan Clud
Computing adalah sebuah model untuk kenyamanan, akses jaringan on-demand untuk
menyatukan pengaturan konfigurasi sumber daya komputasi (seperti, jaringan,
server, media penyimpanan, aplikasi, dan layanan) yang dapat dengan cepat
ditetapkan dan dirilis dengan usaha manajemen yang minimal atau interaksi
dengan penyedia layanan. Pembahasan paper dimulai dengan uraian dari beberapa
pendapat dan penelitian terdahulu tentang teknologi cloud computing,
selanjutnya ditinjau kelebihan dan kekurangan yang dapat ditimbulkan atas
implementasi cloud computing. Pembahasan diakhiri dengan kesimpulan apakah
cloud computing merupakan solusi ICT ? dan saran yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan penguna dalam implementasi cloud computing.
Kata kunci : ICT, cloud,
computing, internet
1. Pendahuluan
Salah satu topik terhangat Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini
adalah cloud computing. Sebagai satu trend teknologi yang masih terus
dikembangkan dalam penelitian oleh para praktisi ICT sampai saat ini, teknologi
cloud computing dihadirkan sebagai upaya untuk memungkinkan akses sumber daya
dan aplikasi dari mana saja melalui jaringan Internet, sehingga keterbatasan
pemanfaatan infrastruktur ICT yang sebelumnya ada dapat diatasi.
Dalam kata lain cloud computing bisa berarti akses fasilitas komputer
secara bersamasama memelalui Internet dari berbagai lokasi. Sebagai contoh,
sebuah Bank besar menggunakan cloud computing untuk operasional transaksi
online, dan secara tidak disadari sebagian dari kita sebenarnya telah
menggunakan fasilitas cloud computing dalam bentuk email dan World Wide Web
(WWW). NIST mendefiniskan Clud Computing sebagai “sebuah model untuk
kenyamanan, akses jaringan on-demand untuk menyatukan pengaturan konfigurasi
sumber daya komputasi (seperti, jaringan, server, media penyimpanan, aplikasi,
dan layanan) yang dapat dengan cepat ditetapkan dan dirilis dengan usaha
manajemen yang minimal atau interaksi dengan penyedia layanan .
Cloud computing menawarkan peluang dan tantangan baru bagi praktisi
ICT. Di beberapa kasus, keahlian yang
dimiliki praktisi ICT dapat langsung
digunakan dalam penerapan teknologi cloud, dan dalam beberapa kasus yang
lain perlu di dikembangkan . Dituntut peningkatkan kemampuan beradaptasi sesuai
standar di lingkungan cloud computing. Beberapa perusahaan besar telah
mengeksplorasi teknologi cloud computing untuk dijadikan bisnis seperti
Microsoft, IBM, Google dan Amazon dengan menginvestasikan jutaan dolar untuk
hal tersebut. Perusahaan tersebut menawarkan layanan cloud, sehingga sebagian
besar tugas pemantauan, konfigurasi, integrasi, pembelian infrastruktur
perangkat keras dan perangkat lunak tidak lagi dibutuhkan karena akan ditangani
oleh penyedia cloud. Dengan cloud computing, tidak ada lagi koneksi
point-to-point antara pengguna dan infrastruktur komputasi .
Saat ini masih terdapat
kekhawatiran bagi administrator ICT di perusahaan atau organisasi untuk
menerapkan cloud computing pada perusahaan mereka, hal tersebut didasari
kekhawatiran akan kehilangan kontrol atas data perusahaan mereka. Ini terjadi
karena media penyimpanan data perusahaan tersimpan di penyedia layanan cloud
computing. Masalah lainnya adalah mengenai Interoperabilitas dan keamanan.
Pembahasan paper dimulai dengan
uraian dari beberapa pendapat dan penelitian terdahulu tentang teknologi cloud
computing, selanjutnya ditinjau kelebihan dan kekurangan yang dapat ditimbulkan
atas implementasi cloud computing. Pembahasan diakhiri dengan kesimpulan apakah
cloud computing merupakan solusi ICT ? dan saran yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan penguna dalam implementasi cloud computing.
2. Cloud Computing (‘Komputasi Awan”)
Gambar 1. Cloud Computing
2.1 Karakteristik Cloud Computing
Lima karakteristik penting dari cloud
computing , yaitu :
1.
On-demand self-service. Konsumen dapat
menentukan kemampuan komputasi secara sepihak, seperti server time dan network
storage, secara otomatis sesuai kebutuhan tanpa memerlukan interaksi manusia
dengan masing-masing penyedia layanan.
2.
Broad network access. Kemampuan yang tersedia
melalui jaringan dan diakses melalui mekanisme standar yang mengenalkan
penggunaan berbagai platform (misalnya, telepon selular, tablets, laptops, dan
workstations).
3.
Resource pooling. Penyatuan sumberdaya komputasi
yang dimiliki penyedia untuk melayani beberapa konsumen virtual yang berbeda,
ditetapkan secara dinamis dan ditugaskan sesuai dengan permintaan konsumen. Ada
rasa kemandirian lokasi bahwa pelanggan pada umumnya tidak memiliki kontrol
atau pengetahuan atas keberadaan lokasi sumberdaya yang disediakan, tetapi ada
kemungkinan dapat menentukan lokasi di tingkat yang lebih tinggi (misalnya,
negara, negara bagian, atau datacenter). Contoh sumberdaya termasuk
penyimpanan, pemrosesan, memori, bandwidth jaringan, dan mesin virtual.
4.
Rapid elasticity. Kemampuan dapat ditetapkan dan
dirilis secara elastis, dalam beberapa kasus dilakukan secara otomatis untuk
menghitung keluar dan masuk dengan cepat sesuai dengan permintaan. Untuk
konsumen, kemampuan yang tersedia yang sering kali tidak terbatas dan
kuantitasnya dapat disesuaikan setiap saat.
5.
Measured Service. Sistem cloud computing secara
otomatis mengawasi dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan
memanfaatkan kemampuan pengukuran (metering) pada beberapa tingkat yang sesuai
dengan jenis layanan (misalnya, penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan account
pengguna aktif). Penggunaan sumber daya dapat dipantau, dikendalikan, dan
dilaporkan sebagai upaya memberikan transparansi bagi penyedia dan konsumen
dari layanan yang digunakan.
2.2 Model Layanan Cloud Computing
Tiga
model layanan dari cloud computing , yaitu :
1.
Cloud Software as a Service (SaaS). Kemampuan
yang diberikan kepada konsumen untuk menggunakan aplikasi penyedia dapat
beroperasi pada infrastruktur cloud. Aplikasi dapat diakses dari berbagai
perangkat klien melalui antarmuka seperti web browser (misalnya, email berbasis
web). Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur cloud yang
mendasar termasuk jaringan, server, sistem operasi, penyimpanan, atau bahkan
kemampuan aplikasi individu, dengan kemungkinan pengecualian terbatas terhadap
pengaturan konfigurasi aplikasi pengguna tertentu. Contohnya adalah Google
Apps, SalesForce.com dan aplikasi jejaring sosial seperti FaceBook.
2.
Cloud Platform as a Service (PaaS). Kemampuan
yang diberikan kepada konsumen untuk menyebarkan aplikasi yang dibuat konsumen
atau diperoleh ke infrastruktur cloud computing menggunakan bahasa pemrograman
dan peralatan yang didukung oleh provider. Konsumen tidak mengelola atau
mengendalikan infrastruktur cloud yang mendasar termasuk jaringan, server,
sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki kontrol atas aplikasi yang disebarkan
dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi. Contohnya yang sudah
mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
3.
Cloud Infrastructure as a Service (IaaS).
Kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk memproses, menyimpan,
berjaringan, dan sumber komputasi penting yang lain, dimana konsumen dapat
menyebarkan dan menjalankan perangkat lunak secara bebas, yang dapat mencakup
sistem operasian aplikasi. Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan
infrastruktur cloud yang mendasar tetapi memiliki kontrol atas sistem operasi,
penyimpanan, aplikasi yang disebarkan, dan mungkin kontrol terbatas komponen
jaringan yang pilih (misalnya, firewall host). Contohnya seperti Amazon Elastic
Compute Cloud dan Simple Storage Service.
2.3 Model Penyebaran Cloud computing
Empat model penyebaran cloud
computing , yaitu:
1.
Private cloud. Infrastruktur cloud yang
semata-mata dioperasikan bagi suatu organisasi. Ini mungkin dimiliki,dikelola
dan dijalankan oleh suatu organisasi, pihak ketiga atau kombinasi dari beberapa
pihak dan mungkin ada pada on premis atau off premis.
2.
Community cloud. Infrastruktur cloud digunakan
secara bersama oleh beberapa organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang
telah berbagi concerns (misalnya; misi, persyaratan keamanan, kebijakan, dan
pertimbangan kepatuhan). Ini mungkin dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga
dan mungkin ada pada on premis atau off premis.
3.
Public cloud. Infrastuktur cloud yang disediakan
untuk umum atau kelompok industri besar dan dimiliki oleh sebuah organisasi
yang menjual layanan cloud.
4.
Hybrid cloud. Infrastruktur cloud merupakan
komposisi dari dua atau lebih cloud (swasta, komunitas, atau publik) yang masih
entitas unik namun terikat bersama oleh standar atau kepemilikan teknologi yang
menggunakan data dan portabilitas aplikasi (e.g., cloud bursting for
load-balancing between clouds).
Perbedaan
SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab yang
dilakukan oleh vendor penyedia jasa layanan cloud maupun customer. Pada gambar
2, di situ dijelaskan stack (jenjang) teknologi komputasi dari Networking naik
hingga ke Application. Dijelaskan sampai di stack mana suatu vendor layanan
cloud memberikan layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen mulai memegang
kendali dan bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.

Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh
stack merupakan tanggung jawab penyedia layanan cloud. Konsumen benar-benar
hanya mengkonsumsi aplikasi yang disediakan. Pada PaaS, penyedia layanan cloud
bertanggung jawab mengelola Networking hingga Runtime. Konsumen memiliki
kendali dan bertanggung jawab membuat aplikasi dan juga skema database-nya.
Pada IaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab untuk Networking hingga
Virtualization. Konsumen sudah mulai bertanggung jawab untuk Operating System
ke atas. Sebagai perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur
tradisional on-premise (bukan cloud), alias semua ada di data center kita. Di
sini kita bertanggung jawab untuk seluruh stack, dari Networking hingga
Application
2.4 Implementasi Cloud Computing Perusahaan
ICT besar telah membelanjakan miliaran dollar
sejak tahun 1990-an untuk mengembangkan cloud computing. Sebagai contoh, Sun’s
telah dikenal dengan slogan “ther network is the computer” di dirikan pada
akhir tahun 1980-an. Salesforce.com telah menyediakan on-demand Software as a
Service (SaaS) untuk pelanggannya sejak 1999. IBM dan Microsoft telah memulai
layanan Web sejak awal tahun 2000-an. Microsoft’s Azure menyediakan layanan
sistem operasi dan satu set tools dan layanan. Google’s pepuler dengan Google Docs
menyediakan Web-based pengolah kata, spreadsheet dan apliasi presentasi. Google
App menperkenankan pengembang sistem untuk menjalankan aplikasi Phyton/Java di
dalam infrastruktur Google. Amazaon dikenal sebagai penyedia layanan Web
seperti ECS (Elastic Compute Cloud) dan S3 (Simple Storage Service). Yahoo!
mengumumkan bahwa dapat menggunakan framework Apache Hadoop untuk memperkenakan
pengguna bekerja dengan ribuan nodes dan 1 petabyte (1 miliar gygabytes) data.
Contoh yang telah
disebutkan membuktikan penyedia cloud computing menawarkan layanan pada tiap
tingkatan implementasinya; perangkat keras (Amazon dan Sun), sistem operasi
(Google dan Microsoft), layanan perangkat lunak (Google, Yahoo! dan Microsoft).
Target penyedia
cloud computing adalah dari berbagai kelompok end-user, dari pengembang
perangkat lunak sampai masyarakat umum. Sebagai informasi tambahan mengenai
cloud computing, University of California (UC) Berkeley’s menyajikan
perbandingan model cloud antara Amazon, Microsoft dan Google.
3. Aspek Keamanan dan Privasi Cloud Computing
Beberapa aspek yang
berkaitan dengan keamanan dan privasi di yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
·
Manajemen
Resiko dan Ketaatan, organisasi yang mulai mengadopsi cloud tetap harus
bertanggung jawab untuk aspek manajemen keamanan, resiko, dan ketaatan terhadap
aturan yang berlaku di industri terkait. Manajemen resiko dan ketaatan ini
membutuhkan tim internal yang kuat dan transparansi proses dari penyedia jasa
cloud. Rekomendasi : Penyedia jasa cloud harus menggunakan beberapa framework
atau best practice seperti MOF, atau ITIL, dan memiliki sertifikasi seperti
ISO/IEC 27001:2005, dan mempublikasikan laporan audit ke SAS 70 type II. Selain
itu juga disesuaikan dengan ketentuan dan kebijakan suatu negara.
·
Manajemen
Akses dan Identitas, identitas bisa didapat melalui beberapa penyedia jasa
cloud, dan harus bersifat interoperabelitas antar organisasi yang berbeda,
penyedia cloud yang berbeda, dan berlandaskan proses yang kuat. Rekomendasi :
Autentikasi yang disarankan adalah menggunakan beberapa faktor sekaligus,
seperti biometric, one time password token (seperti token BCA), kartu ID dengan
chip, dan password.
·
Integritas Layanan, layanan berbasis cloud
harus dibangun dengan landasan keamanan yang kuat, dan proses-proses
operasionalnya juga harus diintegrasikan dengan manajemen keamanan di
organisasi tersebut. Penyedia layanan cloud harus mengikuti proses yang bisa
dibuktikan, terdefinisi, dan jelas dalam mengintegrasikan keamanan dan privasi
ke dalam layanannya mulai dari titik paling awal, di setiap titik di dalam
siklus, sampai paling penghabisan. Selain itu manajemen keamanan dan auditing
harus selaras antara penyedia cloud dan pelanggan. Rekomendasi : Gunakan
sertifikasi semacam EAL4+ (untuk evaluasi keamanan), SDL (untuk pengembangan
aplikasi), ISO/IEC 18044 (untuk incident response).
·
Integritas Klien, layanan cloud yang digunakan
di sisi klien harus memperhatikan aspek keamanan, ketaatan, dan integritas di
sisi klien. Integritas klien bisa ditingkatkan dengan menggunakan paduan
praktek terbaik. Rekomendasi : Perkuat sistem desktop, pastikan kesehatan
sistem desktop, terapkan IT policy yang tepat, federasi identitas, Network
Access Protection dan sebagainya.
·
Proteksi
Informasi, layanan cloud membutuhkan proses yang andal untuk melindungi
informasi sebelum, selama, dan setelah transaksi. Manfaatkan Klasifikasi Data
untuk meningkatkan kontrol terhadap data yang siap dilepas ke cloud.
Rekomendasi : Gunakan teknologi
enkripsi dan manajemen hak informasi (IRM) sebelum data dilepas ke cloud.
4. Kelebihan dan Kekurangan
4.1 Kelebihan Cloud Computing
· Menghemat biaya investasi
awal untuk pembelian sumber daya.
· Bisa menghemat waktu
sehingga perusahaan bisa langsung fokus ke profit dan berkembang dengan cepat.
· Membuat operasional dan
manajemen lebih mudah karena sistem pribadi/perusahaan yang tersambung dalam
satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah.
· Menjadikan kolaborasi
yang terpercaya dan lebih ramping.
· Mengehemat biaya
operasional pada saat realibilitas ingin ditingkatkan dan kritikal sistem
informasi yang dibangun.
4.2 Kekurangan Cloud Computing
· Hal penting dalam cloud
computing adalah koneksi internet, diperlukan bandwith yang memadai dan stabil
agar cloud computing berjalan dengan baik. Komputer akan menjadi lambat atau
tidak bisa dipakai sama sekali jika internet bermasalah atau kelebihan beban.
· Perusahaan yang menyewa
layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke sumber daya. Jadi,
semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud computing.
· Jika server penyedia
layana rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka perusahaan akan
mengalami kerugian besar.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Profesional ICT dituntut untuk meningkatkan keahlian
yang dimiliki atas penerapan teknologi cloud computing. Dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki, para profesional dapat menangkap peluang baru yang
dapat digunakan sebagai kesempatan untuk memperluas kompetensi mereka.
Perusahaan perlu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tenaga ICT yang mereka
miliki, sehingga nantinya transisi ke teknologi berbasis cloud akan yang
diterapkan dapat berhasil dan menguntungkan. Teknologi dalam bidang ICT begitu
cepat berkembang, dan ini merupakan sebuah tantangan. Maka dibutuhkan kesiapan
para profesional dan perusahaan ICT untuk mengantisipasi perkembangan tersebut.
5.2 Saran
Bagi yang akan menggunakan cloud computing perlu
dipertimbankan dengan matang sebelum beralih ke jenis layanan yang ditawarkan
teknologi ini, tidak semua layanan harus menggunakan on-demand, karena terdapat
jenis-jenis layanan yang akan lebih efisien bila dilakukan secara on-premise.
Beberapa jenis layanan bahkan dapat dilakukan secara bersamaan (hybrid) dengan
menggabungkan kedua jenis model tersebut. Diperlukan kesiapan infrastruktur
yang memadai, karena dibutuhkan bandwith internet yang cepat dan stabil agar
cloud computing dapat berjalan dengan baik.